Kamis, 09 Januari 2014

modul eksperimen

UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 0 of 39 pgs
MODUL PRAKTIKUM
MATA KULIAH PSIKOLOGI EKSPERIMEN
Oleh:
Susatyo Yuwono
Aad Satria Permadi
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2011
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 1 of 39 pgs
BAB I. PENGANTAR
A. Identitas Mata Kuliah
1. Nama MK : Psikologi Eksperimen
2. Kode MK : 413202
3. SKS : 3
4. MK Prasyarat : Met Pen Kuantitatif, Statistik, PSP, Aplikasi SPSS/SPS
5. Semester : 5
B. Kompetensi
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai, menjelaskan, dan mengaplikasikan
konsep dan prinsip psikologi eksperimen
C. Ruang Lingkup
Sejarah kemunculan psikologi sebagai ilmu mandiri diawali dengan sebuah penelitian dari
laboratorium sederhana. Ini adalah jenis penelitian eksperimen, yang ternyata menjadi awal mula
munculnya psikologi. Fenomena ini menempatkan metode eskperimen dalam psikologi
sesungguhnya bukan metode yang asing, bahkan dapat dikatakan sebagai induk psikologi. Mata
kuliah ini selain mempelajari sejarah kemunculan metode eksperimen, juga mempelajari berbagai
model eksperimen yang terkait fungsi dasar psikologi manusia, yang meliputi persepsi, imagery,
koordinasi motorik, konsentrasi, perhatian, dan fungsi indera. Pendalaman materi dilakukan juga
melalui eksperimen di dalam laboratorium dan melalui penyusunan rancangan eksperimen
sederhana.
D. Materi
1. sejarah dan teori fungsi dasar psikologi manusia: persepsi, imagery, koordinasi motorik,
konsentrasi, perhatian, dan fungsi indera.
2. Praktikum eksperimen di dalam laboratorium dengan menggunakan alat Laboratorium
Psikologi Eksperimen
3. Praktikum eksperimen dengan menggunakan manipulasi dan alat ukur mandiri
E. Metode
1. Penugasan kelompok
2. Diskusi
3. Asistensi
4. Praktikum
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 2 of 39 pgs
F. Evaluasi
No Aspek Penilaian Kriteria
Kelas
1 Kehadiran Minimal 75% dari tatap muka di kelas
2 Tugas kelompok Laporan kelompok
3 Presentasi kelompok Minimal 1 x presentasi/ klp, Kehadiran individual
4 UTS Jml Poin x 4
5 UAS Jml Poin x 4
Praktikum
1 kepatuhan terhadap tata tertib Kedisiplinan, kerapian, kerahasiaan
2 kelengkapan laporan Sistematika
3 Kemampuan memilih manipulasi Manipulasi sesuai
4 Kemampuan memilih alat ukur Alat ukur sesuai
5 Kemampuan melaksanakan prosedur
penelitian
Prosedur mampu dijalankan
6 Kemampuan memilih alat analisis Analisis sesuai
7 kemampuan menginterpretasi hasil
analisis
Membaca analisis
8 kualitas hasil observasi dan interview Fokus pada proses praktikum dan dinamika
psikologis subjek
9 kemampuan menyusun pembahasan Penggunaan teori / referensi untuk membahas
hasil penelitian
G. Prosedur Teknis Praktikum
1. Persiapan
a. Asisten praktikum eksperimen memandu pembentukan kelompok permanen. Setiap kelompok
akan dipandu dan dinilai oleh seorang asisten selama kegiatan praktikum berlangsung.
b. Asisten praktikum menjelaskan fungsi alat dan prosedur teknis pelaksanaan eksperimen
kepada praktikan/mahasiswa.
c. Praktikan kemudian praktek mengujicobakan alat dan prosedurnya.
d. Praktikan bersama asisten memutuskan variabel bebas dan tergantung yang akan diteliti.
e. Praktikan melakukan pengambilan sampel dari populasi yang ada secara random.
2. Pelaksanaan Praktikum
Percobaan dengan alat-alat yang Lab. Eksperimen:
a. Praktikan mempersiapkan peralatan eksperimen dan memastikan perlatan yang akan
digunakan berfungsi dengan baik. Persiapan ini dilakukan setidaknya 30 menit sebelum
eksperimen dilakukan.
b. Praktikan melakukan pengelompokan subjek secara random (dalam seting between design)
c. Praktikan mengkondisikan pendaftaran dan penempatan testee 15 menit sebelum eksperimen
dilakukan. Pada sesi ini juga dilakukan kesepakatan / kontrak kerja.
d. Praktikan menjalankan prosedur pengukuran dengan alat dan prosedur manipulasi
e. Praktikan melakukan observasi dan dilengkapi dengan wawancara singkat
Percobaan dengan alat/media bebas yang dipilih sendiri oleh tester, prinsipnya sama dengan yang di
atas, namun berbeda seting alatnya yang ditentukan secara mandiri oleh kelompok.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 3 of 39 pgs
3. Evaluasi Praktikum Eksperimen:
a. Dosen pengampu bersama dengan asisten dan praktikan melakukan evaluasi terhadap
proses praktikum, yang mencakup persiapan maupun pelaksanaan.
b. Asisten melakukan penilaian pada mahasiswa praktikum eksperimen sesuai dengan unsur
penilaian pada setiap praktikum. Penilaian dilakukan secara individual.
c. Hasil evaluasi dipergunakan untuk perbaikan proses praktikum berikutnya.
4. Penyusunan Laporan Praktikum
a. Laporan disusun secara tertulis oleh kelompok
b. Laporan mengikuti sistematika dan kaidah yang ditentukan pada setiap praktikum
c. Laporan dikumpulkan dan dipresentasikan secara kelompok sesuai jadwal yang ditentukan
H. Etika Praktikum
1. Menjaga kedisiplinan laboratorium
2. Bertanggung jawab atas keberadaan subjek selama dalam proses praktikum
3. Menjaga nilai-nilai moral, sosial dan agama
4. Menaati kode etik psikologi dan etika ilmiah
5. Menghormati asisten dan dosen
I. Referensi Yang Digunakan
Coolican, H. 1996. Introduction to Research Methods and Statistics in Psychology. 2nd ed. London:
Hodder & Stoughton
Masrun. 1994. Design Eksperimen. Modul Kuliah (tidak diterbitkan). Yogyakarta: UGM
Shaughnessy, JJ & Zechmeister, EB. 1990. Research Methods in Psychology. 2nd ed. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Sukadji, S. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press
Yuwono, S, & Partini. 2007. Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat
Berwirausaha. Laporan Penelitian. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 4 of 39 pgs
BAB II. SEJARAH DAN TEORI FUNGSI DASAR PSIKOLOGI
A. Sejarah Psikologi Eksperimen
1. Pengertian
Pengertian Psikologi Eskperimen dapat diungkap dari pengertian kata-kata pembentuknya, yaitu
Psikologi dan Eksperimen.Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang psikis seseorang.
Psikis adalah keadaan jiwa yang bisa dipelajari melalui proses berpikir (kognisi), emosi dan
perilaku (konasi) individu. Eksperimen adalah salah satu metode dalam ilmu pengetahuan dalam
menemukan jawaban atas pertanyaan/hipotesis secara ilmiah. Metode ini memiliki ciri khas yang
membedakan dengan metode lain yaitu adanya perlakuan / manipulasi terhadap subjek
penelitian.
Dua pengertian di atas dapat digunakan untuk menyimpulkan arti Psikologi Eksperimen, yaitu
salah satu bidang kajian psikologi yang mempelajari tentang pengunaan metode eksperimen
dalam meneliti dan mengembangkan psikologi.
2. Sejarah Psikologi Eksperimen
Kapan psikologi eksperimen muncul pertama kali tidak diketahui dengan pasti. Shaughnessy &
Zeichmeister (1990) menyatakan munculnya psikologi secara gradual, tidak tiba-tiba muncul
psikologi sebagai ilmu yang mandiri. Psikologi diawali sebagai bagian dari pemikiran filosofis
Aristotle (father of all psychology), diikuti Descartes dan Locke.
Hingga akhirnya muncul Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig
Jerman tahun 1879. Pada periode yang hampir sama juga muncul William James, yang juga
mendirikan semacam lab psikologi yang lebih kecil. Ketika itu Wundt sangat tertarik dengan topik
Persepsi dan Sensasi (seperti visual illusion dan imagery). Metode yang dikembangkan Wundt
inilah yang menjadi dasar dari pengembangan psikologi berikutnya.
Metode yang dipakai Wundt adalah metode eksperimen yang saat itu masih sangat sederhana.
Saat ini psikologi sudah berkembang jauh, demikian pula dengan metode eksperimen bukan lagi
satu-satunya metode dalam psikologi.
B. Teori Fungsi Dasar Psikologi
1. Persepsi
• Pengertian
Proses pengorganisasian dan penginterpretasian stimulus yang diterima sehingga menjadi
sesuatu yang berarti (Davidoff).
Persepsi merupakan respon yang integrated dalam diri terhadap stimulus yang diterima
(Moskowitz)
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 5 of 39 pgs
• Proses terjadinya Persepsi:
• Faktor Yang Mempengaruhi
1) Objek Persepsi
2) Fisik: Alat indera
3) Psikis: Perhatian, Perasaan, Berpikir, Pengalaman
• Hukum Persepsi
1) Hukum Pragnanz
Pragnanz: penting, meaningsfull, penuh arti atau berarti. Apa yang dipersepsi adalah
kebulatan yang memiliki arti penuh, meaningsfull
2) Hukum Figure-Ground
Perceptual field terbagi dalam dua sisi yaitu figure (apa yang dominan, fokus perhatian)
dan ground (latar belakang, pelengkap). Apa yang tidak menjadi fokus perhatian akan
menjadi latar belakang.
3) Hukum Kedekatan
Stimulus yang saling berdekatan satu dengan yang lain akan dipersepsi sebagai satu
keseluruhan
X X X X X X
4) Hukum Kesamaan (similarity)
Stimulus yang sama akan dipersepsi sebagai satu kesatuan
X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X
STIMULUS INDERA OTAK MENYADARI
SENSASI / PROSES
FISIK
PROSES
FISIOLOGIS
PROSES
PSIKOLOGIS
R E S P O N
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 6 of 39 pgs
5) Hukum Kontinuitas
Stimulus yang memiliki kontinuitas satu dengan yang lain akan dipersepsi sebagai satu
keseluruhan
6) Hukum Kelengkapan – Ketertutupan (closure)
Ada kecenderungan orang mempersepsi sesuatu yang kurang lengkap menjadi lengkap,
penuh arti atau berarti.
2. Perhatian
• Pengertian
Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari keseluruhan aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
• Sifat
Pada perhatian terjadi proses penyeleksian atas stimulus, karena tidak semua stimulus yang
ditangkap akan diperhatikan secara sama.
Perhatian berkorelasi positif dengan kesadaran.
• Jenis
Dari munculnya, ada
a. perhatian spontan 􀃆 berkaitan dengan minat
b. perhatian tidak spontan 􀃆 kewajiban
Dari banyaknya objek, ada
a. perhatian sempit / terpusat (satu objek)
b. perhatian luas / terbagi (banyak objek)
Dari fluktuasinya, ada
a. perhatian statis (tetap, sulit pindah)
b. perhatian dinamis (lincah pindah)
I
II
III
I = pusat perhatian (pusat kesadaran)
II = daerah samar-samar (intermediate)
III = tidak diperhatikan (tidak disadari)
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 7 of 39 pgs
3. Stimulus
• Pengertian Ambang Stimulus dan Ambang Terminal
Yaitu batas kekuatan stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu
Ambang yang masih dapat disadari disebut ambang peredaan, berupa rentang antara
ambang bawah (ambang stimulus) dan ambang atas (ambang terminal).
• Proses Seleksi Stimulus
Stimulus yang dapat menarik perhatian tergantung dari
a. intensitas / kekuatan stimulus
b. ukuran stimulus
c. perubahan stimulus dari biasanya
d. ulangan stimulus
e. kontras stimulus dibanding lingkungannya
f. individu (sifat dasar, emosi, kebutuhan)
4. Persepsi melalui Mata
• Proses
• Fisiologis Mata
• Teori Warna
Warna pokok:
􀂾 (Hering) : merah-hijau-kuning-biru-putih-hitam
􀂾 (Young-Helmholtz) : merah-hijau-biru
• buta warna
􀂾 buta warna total
􀂾 buta warna sebagian :
a) merah-hijau
b) hijau-kelabu (deuteranopia)
c) merah-coklat (protonopia)
d) biru-kuning
Stimulus 􀃆 mata 􀃆 syaraf sensorik 􀃆 otak 􀃆 disadari
cornea
ciliary muscle
retina
Horizontal section of the eyeball
(Woodworth & Marquis, 1957)
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 8 of 39 pgs
5. Persepsi melalui Pendengaran
• Fisiologis Telinga
• Jenis Bunyi
􀂾 teratur (nada)
􀂾 tidak teratur (desah)
6. Persepsi melalui Penciuman
• Fisiologis Hidung
• Jenis Bau Pokok (Henning)
a. fruity d. spicy
b. resinous e. burning
c. flowery f. putrid
Ossicles in
middle ear
Semicircular
canal
cochlea
skull
Eustachian
tube
Tympanic
membrane
(Woodworth & Marquis,
1957)
Secluded location of
the smell organ
Olfactory bulb
Olfactor
y
nerves
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 9 of 39 pgs
7. Persepsi melalui Pencecap
• Fisiologis Lidah
• Jenis Rasa
Rasa pahit, manis, asin, asam
8. Persepsi melalui Kulit
• Fisiologis Kulit
9. Ilusi
• Pengertian
Ilusi adalah kesalahan yang terjadi dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima.
(halusinasi: individu melakukan persepsi terhadap objek yang secara objektif sebenarnya
tidak ada)
• Faktor yang Mempengaruhi
a. Alam
b. Stimulus
c. Individu
axon to brain
permukaan lidah
Tips of sense
cells
(Woodworth & Marquis, 1957)
Reseptor kulit rasa sakit
dan lainnya, dengan rambut
sebagai
Touch corpuscle, responsif
atas rasa dingin
(Woodworth & Marquis, 1957)
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 10 of 39 pgs
Contoh
A B C D
Ilusi Zoellner
> < < >
A B
A B
Muller-Lyer
Illusion
A
B
Ilusi Hering
A
B
C
Ilusi Poggendorf
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 11 of 39 pgs
BAB III. PRAKTIKUM 1 DENGAN ALAT PSIKOLOGI EKSPERIMEN
A. Alat yang Dipakai
1. STEADINESS TESTER-GROOVE TYPE
2. STEADNESS TESTER-HOLE TYPE
3. MIRROR TRACER
4. TWO ARM COORDINATION TEST
5. DEPTH PERCEPTION APPARATUS
6. ROEDER MANIPULATIVE APTITUDE TEST
7. REACTION TIMES APPARATUS
8. MULLER LYER APPARATUS
B. Prosedur operasional alat
1. STEADINESS TESTER-GROOVE TYPE
Steadiness Tester-Groove Type adalah suatu bentuk pengujian terhadap stabilitas tangan. Selain
digunakan untuk mengukur stabilitas tangan alat ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik halus seseorang, antara lain kemampuan mengarahkan gerakan tangan /lengan serta
ketangkasan jari.
Steadiness Tester-Groove Type dapat digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui efek yang ditimbulkan dari stress, kegelisahan, kelelahan, konsumsi bahan kimia (kafein,
alkohol, narkotika), usia lanjut dan lain sebagainnya yang berpengaruh terhadap stabilitas tangan dan
motorik halus. Dalam kehidupan sehari-hari. alat ini dapat digunakan dalam pelaksanaan ujian masuk
teknisi mesin, tukang las, kedokteran, baik dokter umum, dokter gigi, dokter bedah dan lain
sebagainnya.
Spesifikasi
Terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut, antara lain :
KOTAK APPARATUS, berbentuk dimensi kotak 35 X 25 X 12 cm, Panjang lintasan : 30 cm,
Lebar lintasan : 1 cm, Berat total : 3 kg, Bahan campuran alumunium, acrylic, dan kayu
PANEL COUNTER DIGITAL, terdiri Counter waktu : 1 buah, Counter error : 1 buah, dengan
Ukuran : 3 digit atau 0,1 detik
STICK, berbahan alumunium, Panjang : 52 cm
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 12 of 39 pgs
Operasionalisasi
Dalam mengoperasikan steadiness tester- groove type ini, subjek diminta memegang stick dan
menggerakannya kesamping pada lintasan lurus yang makin menyempit. Alat akan mencatat secara
otomatis lamannya waktu dan jumlah error yang terjadi setiap kali lintasan tersentuh oleh stick.
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, dan
tujuan penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu satu kotak dan satu stick
(dengan ditunjukkan).
b. Tugas anda nanti adalah memegang stick ini kemudian gerakkan ke samping kanan pada
lintasan atau channel yang terdapat pada kotak apparatus ini secepat mungkin dan usahakan
stick yang anda pegang tidak menyentuh lintasan atau chanel ini!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
2. STEADINESS TESTER-HOLE TYPE
Steadiness tester-hole type ini juga merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat stabilitas tangan. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik halus, diantarannya mengarahkan arah gerakan, tingkat gemetaran (tremor), presisi,
kecepatan gerak tangan, lengan dan ketangkasan jari. Dengan demikian, alat ini dapat digunakan
untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variable stress, kegelisahan, konsumsi bahan kimia (
kafein, alcohol, narkoba ), usia, kelelahan, kebugaran dan lain-lain.
Spesifikasi
KOTAK APARATUS, berupa Dimensi kotak : 35 x 25 x 15 cm, Diameter standar hole : 1,5 cm, Berat
: 4 kg, Bahan campuran alumunium, acrylic dan kayu, Jarak lintasan : 25 cm
PANEL COUNTER, berupa 2 satu counter waktu dan satu counter error, dengan akurasi : 3 digit
atau 0,1 detik
STICK, berbahan : alumunium, Panjang : 52 cm
Operasionalisasi
Subjek diminta memegang stick dan memasukkannya melalui lubang/ hole hingga mencapai
batas ujungnya yang berwarna merah. Posisi masuknya harus lewat diatas posisi sensor dan gerak
stick jangan ditumpukan pada sensor. Saat sampai diujung, tombol harus ditekan. Dalam
menggunakan alat ini waktu yang terpakai dan jumlah kesalahan akibat menyentuh dinding hole
akan tercatat secara otomatis.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 13 of 39 pgs
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, dan
tujuan penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu satu kotak dan satu stick
(dengan ditunjukkan)
b. Tugas anda saat menggunakan alat ini adalah memegang stick dengan menggunakan tangan
kanan/ tangan kiri (sesuai dengan perlakuan) kemudian masukkan kedalam lubang/ hole hingga
menyentuh tombol berwarna merah pada kotak. Usahakan melakukannya secepat mungkin dan
usahakan stick yang anda pegang tidak menyentuh lubang hole berikut ini!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
3. MIRROR TRACER
Mirror tracer masuk dalam kategori motor memori, yaitu kemampuan untuk melakukan suatu
gerakan yang telah dimiliki seseorang dalam memorinya. Pengujian motor memori selalu melibatkan
aspek persepsi, enconding, dan pengaksesan kembali atau recall informasi kinetik yang telah
tersimpan.
Mirror tracer sebagai alat motor memori melibatkan kemampuan koordinasi tangan dengan
dengan mata dalam merespon bayangan terbalik sebuah objek yang terlihat melalui cermin. Aspek
yang diukur adalah ketepatan penelusuran dan kecepatan gerakanya. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari, seperti pada pengendara mobil saat jalan mundur, merias diri, dan lain-lain
Spesifikasi
PAPAN POLA, berupa Dimensi : 30 x 20 x 8 cm, Berat keseluruhan : 3 Kg, Pola : bintang segi enam
dengan jalur sepanjang 60 cm, lebar 5 mm
CERMIN berdimensi : 28 x 18 cm
TABIR, dengan dimensi : 30 x 20 cm, bahan : alumunium
Operasionalisai
Subjek diminta untuk menelusuri suatu pola sambil melihat bayangan dicermin, sehingga secara
visual nampak dalam posisi terbalik. Alat ini memiliki sebuah tabir yang letaknya diatas pola bintang
yang berfungsi untuk mencegah subjek memandang secara langsung gerakan tangannya pada saat
menelusuri pola. Waktu yang dibutuhkan dan banyaknya kesalahan atau error yang dilakukansecara
otomatis akan tercatat dalam panel scoring. Kesalahan atau eror apabila penelusuran pola bintang
keluar dari pola yang tersedia.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 14 of 39 pgs
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, tujuan
penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu papan pola berbentuk bintang, tabir,
cermin, dan pena penelusur (sambil ditunjukkan).
b. Tugas anda adalah menelusuri lintasan pola berbentuk bintang dengan menggunakan pena
penelusur ini sambil melihat pola bintang dari cermin, dan tidak diperkenankan melihat secara
langsung. Dalam melaksanakan tugas ini, usahakan secepat mungkin melakukannya dan
usahakan juga agar pena penelusur tidak keluar dari lintasan pola berbentuk bintang ini!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
4. TWO ARMS COORDINATION TEST
Alat ini juga masuk dalam motor memori test, hanya saja dalam two arm coordination test
sangat diperlukan koordinasi tangan dan mata untuk bergerak bersama secara efektif dari telapak
tangan, lengan dan siku-siku yang dipandu oleh pandangan mata ketika mengoperasikan alat ini.
Fungsi dari two arm coordination test ini adalah untuk menguji koordinasi kedua tangan dan
mata serta konsep kecapatan yang berlawanan akurasinya. Dalam kehidupan sehari-hari,
koordinasi kedua tangan sangatlah dibutuhkan misalnya pada seorang sopir, pilot, juru ketik dan
lain sebagainya.
Spesifikasi
Papan pola berbentuk bintang, Setangan, Pena penelusuran, Panel scoring
Operasionalisasi
Subjek diminta menelusuri pola berbentuk bintang dengan menggerakkan stangan ke kananke
kiri atau melebar-menyempit sehingga pena penelusur dapat bergeser menelusuri pola bintang.
Pada saat menelusuri pola bintang, diusahakan untuk tidak keluar dari lintasan yang berbentuk
bintang, karena apabila keluar dari lintasan, maka secara otomatis akan tercatat dalam panel
scoring sebagai kesalahan atau error. Selain itu, subjek harus berusaha melakukannya secepat
mungkin, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas ini secara otomatis juga tercatat
pada counter waktu panel scoring.
Intruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat,
tujuan penelitian). Pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu papan pola berbentuk
bintang, stangan, pena penelusur dan panel scoring (sambil ditunjukkan).
b. Tugas anda saat menggunakan alat ini adalah menelusuri lintasan pola berbentuk bintang
dengan menggerakkan stangan kekanan-kekiri atau melebar-menyempit sehingga pena
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 15 of 39 pgs
penelusur dapat bergeser. Dalam melaksanakan tugas ini usahakan untuk melakukannya
secepat mungkin dan usahakan juga agar pena penelusur tidak keluar dari lintasan pola
berbentuk bintang ini karena bila keluar dari lintasan akan tercatat sebagai suatu kesalahan!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
5. DEPTH PERCEPTION APPARATUS
Dalam depth perception apparatus ini, aspek persepsi sangatlah utama. Persepsi adalah proses
untuk memilih, memilah, dan mengartikan informasi yang diperoleh melalui indra. Persepsi
seseorang tergantung pada panca indra yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan
peraba. Mata merupakan organ pengindraan yang paling penting, sebab mata memainkan peran
yang sangat vital dalam kehidupan kita. Penglihatan memberikan sumbangan yang besar pada
emosi, kemampuan untuk belajar, dan lain-lain. Depth perseption adalah kemampuan visual untuk
menggambarkan dunia ini dalam tiga dimensi, sehingga seseorang dapat menafsirkan secara tepat
jarak dari suatu objek.
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan yang membutuhkan ketepatan perkiraan, kesejajaran
posisi, misalnya adalah saat mengemudikan mobil agar dapat sejajar dengan mobil lain.
Spesifikasi
KOTAK APPARATUS, dengan dimensi kotak : 40 x 30 x 15 cm, dimensi candela : 13 x 15 cm, berat
: 4 kg
PANEL POSISI, dengan akurasi : 1 mm
SAKLAR dengan dua tombol (maju dan mundur)
Operasionalisasi
Dengan menggunakan depth perception apparatus, subjek diuji untuk menentukan apakah dua
buah objek telah berada dlaam posisi sejajar (berkedalaman sama). Salah satu objek dibuat
memiliki posisi tetap, sedangkan yang satu dapat digeser melalui tombol maju mundur sehingga
dapat disejajarkan. Subjek mengatur posisi untuk melihat kedua buah objek melalui jendela hingga
tidak melihat bagian bawah atau atas dari benda, sehingga tidak ada tanda yang dapat
membantunya untuk menebak-nebak.
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, tujuan
penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu kotak, panel posisi dan saklar
dengan dua tombol (sambil ditunjukkan).
b. Tugas anda adalah menekan tombol maju atau mundur pada saklar sehingga objek atau tiang
yang dapat bergerak atau dinamis bergeser sampai sejajar dengan objek atau tiang yang tidak
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 16 of 39 pgs
bergerak atau statis. Dalam melaksanakan tugas ini usahakan untuk melakukannya secepat
mungkin dan seteliti mungkin!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
6. ROEDER MANIPULATIVE APTITUDE TEST
Spesifikasi
KOTAK INSTRUMEN, berupa dimensi Kotak : 45 x 35 x 10,5 cm, berat total : 3,5 kg, bahan : papan
kayu, kain linen
PAPAN UJI, terdiri dari : 50 lubang, 4 bagian untuk satu urut benda, Kotak berupa contact electric
PANEL RESPON, berupa satu buah lampu indicator untuk start/stop, pilihan batas waktu tidak
terbatas, 10 menit, 20 menit, 30 menit; alarm tanda waktu selesai; counter watu akutasi 1 detik
Operasionalisasi
Pengoperasian roeder manipulative aptitude test ini diawali dengan memilih batas waktu pada
counter (misalnya pada batas tak terhingga waktu tergantung dari waktu start dan stop). Langkah
kedua yaitu melakukan pengujian dengan meletakkan satu unit benda ke lubang papan sesuai
dengan pasanganya, maka waktu mulai dihitung (start otomatis). Jika semua unit benda terpasang
pada papan, maka counter akan berhenti ( stop otomatis ). Selanjutnya counter akan mencatat lama
waktu pengerjaan yang tertera pada display. Apabila batas waktu dipilih nilai tertentu misalnya 10
menit, maka perhitungan waktu akan mulai saat pertama kali kita meletakkan unit benda gambar
papan (start otomatis) dan berhenti sendiri setelah 10 menit meskipun pengerjaan belum selesai.
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenakan menjelaskan nama alat, fungsi, tujuan
penelitian), pad alat itu terdapat beberapa komponen yaitu kotak instrument, panel respon, papan
uji yang berlubang-lubang yang dapat dimasuki dengan pin-pin seperti berikut ini (sambil
ditunjukkan)
b. Tugas anda adalah merangkai komponen-komponen berikut ini sehingga dapat membentuk
sebuah pin yang selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang ada pada papan uji
berikut ini. Caranya sebagai berikut (instruktur memberikan contoh). Dalam melaksanakan tugas
ini, usahakan melakukannya secepat mungkin dan seteliti mungkin!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 17 of 39 pgs
7. REACTION TIMES APPARATUS
Perhatian terhadap upaya mengukur human reaction time (selang waktu antara saat munculnya
stimulus hingga seseorang memberikan respon) telah dimulai sejak pertengahan abad 19.
Pengukuran waktu reaksi ada dua cara, yaitu dengan simple reaction time dan discriminate reaction
time. Simple reaction time yaitu selang waktu sejak inisiasi satu stimulus yang dimunculkan secara
mendadak hingga respon awal muncul (misalnya memencet tombol, menginjak pedal, atau cara lain).
Respon ini tidak sekedar reaksi reflek tetapi melibatkan proses mental tertentu (pengelolaan stimulus,
pengambilan keputusan, dan tindakan respon). Sedangkan discriminate reaction time yaitu sebuah
kondisi dimana sejumlah stimulus dimunculkan yang ditentukan. Aspek terpenting pada discriminate
reaction time ini adalah proses kognitif. Sering kali dalam lingungan nyata, seseorang dihadapkan
pada banyak stimulus bersama dan dia harus menentukan mana dan atau dengan cara bagaimana
ia harus meresponnya.
Alat ini didesain untuk mengukur kecepatan reaksi subjek terhadap stimulus berupa sinyal lampu
merah dan hijau. Masing-masing bisa dimunculkan di bagian kiri atau kanan secara acak. Di
sekeliling sinyal lampu merah atau hijau itu diberi stimulus pengganggu berupa lampu yang bisa
dinyalakan dengan efek berputar cepat atau lambat baik searahy atau berlawanan arah jarum jam.
Selain lampu yang dinyalakan dan berputar dengan kecepatan yang kita tentukan, dalam alat ini juga
terdapat stimulus pengganggu berupa nada bising.
Spesifikasi
KOTAK APARATUS, dengan dimensi kotak : 35 X 25 X 12 cm, berat total 3 Kg, bahan alumunium
dan acrillic
PANEL STIMULUS, berjenis : nyala lampu, jumlah : dua titik, masing-masing di isi lampu merah dan
hijau, jarak titik stimulus : 6 cm, dan diameter lintasan lampu pengganggu : 18 cm
PANEL RESPON, berjumlah : 2 buah, satu untuk eksprimenter ( star ) dan yang satu untuk untuk
subjek ( stop ), dengan panel respon berisi 2 tombol ( merah dan hijau )
Operasionalisasi
Subjek diminta memegang panel respon yang berisi tombol merah dan hijau. Subjek diminta
untuk memencet satu tombol merah atau hijau yang terlihat dalam kotak apparatus. Misalnya jika
melihat lampu merah, maka subjek diminta segera memencet tombol merah pada panel yang
dipegangnya. Dalam menggunakan alat ini, waktu yang digunakan subjek untuk bereaksi terhadap
stimulus akan tercatat secara otomatis, dan tugas eksperimenter adalah mengontrol selang waktu
(timing) yang digunakan antara memunculkan satu stimulus ke stimulus berikutnya dan memilih
faktor pengganggu mana yang dikenal.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 18 of 39 pgs
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, tujuan
penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu kotak apparatus, panel untuk subjek
dan panel untuk tester (sambil ditunjukkan).
b. Tugas anda adalah memencet tombol yang ada pada panel yang subjek pegang sesuai dengan
lampu yang menyala pada kotak apparatus berikut ini. Misalnya apabila lampu yang menyala
hijau, maka anda harus memencet tombol hijau pada panel yang anda pegang secepat mungkin
dan bila lampu yang menyala merah maka anda juga harus memencet tombol yang berwarna
merah secepat mungkin. Apabila saat memencet tombol anda benar melakukannya maka lampu
pada kotak apparatus akan mati dan apabila dalam memencet tombol salah, maka lampu akan
masih menyala dan anda harus segera memencet sesuai lampu yang menyala. Dalam
melaksanakan tugas ini, usahakan melakukannya secepat mungin dan seteliti mungkin!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
8. MULLER LYER APPARATUS
Persepsi panjang suatu garis sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seorang
yang bekerja sebagai tukang kayu, tukang bangunan, tukang ukur tanah dan lain sebagainya sangat
membutuhkan kemampuan persepsi panjang secara tepat. Muller Lyer Apparatus memperagakan ilusi
klasik yaitu garis dengan arah anak panah kedalam dan keluar. Dimana anak panah yang arahnya
kedalam seolah-olah akan membuat garis lebih panjang dari pada anak panah yang keluar walaupun
sebenarnya panjang garisnya sama.
Spesifikasi
PAPAN POLA, dengan dimensi : 61 x 33 x 1,7 cm, Ruas Garis : maksimal 42 cm
ELEKTRONIK, dengan catu daya : listrik AC 220v/50Hz, 15 W
Papan objek : berupa papan untuk menempatkan mekanik garis dan tanda pnah, dimana panah yang
tengah dapat digeser-geser. Di bagian belakang dilengkapi sebuah garis ukur.
Penggerak : suatu system yang terdiri dari motor listrik, transmisi, ulir dan rangkaian elektronik untuk
mengontrol gerak anak panah ke kanan dan ke kiri.
Control : berupa tombol untuk menggerakkan panah tengah ke kiri atau kanan.
Operasionalisasi
Subjek diminta untuk menggeser-geser salah satu ruas garis, sampai dia meyakini keduannya telah
“nampak” sama panjangnya. Meski secara fisik panjangnya sama dapat dibuktikan dengan mistar
pengukur) namun persepsi visual dari si subjek tetap “menganggap” bahwa salah satu garis tersebut
seolah lebih panjang.
Instruksi
a. Di depan anda ada sebuah alat (tidak diperkenankan menjelaskan nama alat, fungsi alat, tujuan
penelitian), pada alat ini terdapat beberapa komponen yaitu papan objek dan satu saklar dengan
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 19 of 39 pgs
dua tombol untuk menggerakkan anak panah yang ada di tengah untuk bergerak kekanan atau
kekiri (sambil ditunjukkan)
b. Tugas anda adalah menggeser anak panah yang berada ditengah ini, dengan memencet tombol
pada saklar sampai menurut anda garis di sebelah kanan atau kiri anak panah yang di tengah
sama panjang. Dalam melaksankan tugas ini usahakan seteliti mungkin!
c. Apakah sudah jelas? Ada pertanyaan?
C. Waktu pelaksanaan
Praktikum dilakukan di luar jadwal perkuliahan kelas pada waktu yang ditentukan. Praktikum berlangsung
dalam durasi 3 x 50 menit.
D. Prosedur Praktikum
Praktikum dilaksanakan secara kelompok dengan jumlah anggota 20 orang setiap kelompok. Praktikum
dilakukan dalam 3 sesi, yaitu :
1. Persiapan, dengan aktivitas koordinasi kelompok yang sudah dibentuk untuk menentukan
pembagian tugas. Termasuk dalam tahap ini adalah penentuan subjek (pembagian kelompok
subjek), penentuan manipulasi, dan alat ukurnya. Tahap ini diakhiri dengan pengecekan alat ukur
2. Pelaksanaan manipulasi dan pengukuran
3. Pelaksanaan evaluasi praktikum, terkait dengan proses dari awal hingga akhir praktikum.
E. Penyusunan Laporan
Laporan kelompok disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Tujuan penelitian
4. Manfaat penelitian
5. Kerangka berfikir atau tinjauan pustaka
6. Hipotesis
7. Variabel penelitian
8. Definisi operasional
9. Subjek penelitian
10. Alat ukur
11. Perlakuan atau manipulasi
12. Rancangan atau design eksperimen
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 20 of 39 pgs
13. Hasil penelitian
14. Analisis data
15. Pembahasan
16. Kesimpulan dan saran
17. Daftar Pustaka
Rincian dari setiap bagian dalam laporan ini dapat dilihat pada Bab IV.
F. Penilaian
No Aspek Penilaian Kriteria
Individual
1 Kedisiplinan Frekuensi Kehadiran, keterlambatan, pakaian
2 Keaktivan praktikum Berperan dalam proses praktikum
3 Keaktivan presentasi Minimal 1 x presentasi
Kelompok
1 Kelancaran praktikum Mencapai target
2 Kerapian laporan Sesuai Sistematika
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 21 of 39 pgs
BAB IV. PRAKTIKUM 2 DAN 3 DENGAN ALAT MANDIRI
A. Alat Mandiri
Alat yang dimaksud meliputi MANIPULASI dan ALAT UKUR yang bersifat bebas, tergantung dari
rencana setiap kelompok.
B. Prosedur Praktikum
1. Persiapan, dengan aktivitas koordinasi kelompok yang sudah dibentuk untuk menentukan alat
yang akan dipergunakan. Penentuan ini terkait dengan masalah yang diangkat oleh kelompok
untuk diteliti. Tahap ini diakhiri dengan penyiapan alat dan subjek yang akan dilibatkan.
2. Pelaksanaan manipulasi dan pengukuran
3. Pelaksanaan evaluasi praktikum, terkait dengan proses dari awal hingga akhir praktikum.
C. Sistematika Laporan
Laporan kelompok disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Tujuan penelitian
4. Manfaat penelitian
5. Kerangka berfikir atau tinjauan pustaka
6. Hipotesis
7. Variabel penelitian
8. Definisi operasional
9. Subjek penelitian
10. Alat ukur
11. Perlakuan atau manipulasi
12. Rancangan atau design eksperimen
13. Hasil penelitian
14. Analisis data
15. Pembahasan
16. Kesimpulan dan saran
17. Daftar Pustaka
D. Penjelasan masing-masing bagian laporan
1. Judul
Ciri-ciri judul eksperimen memakai kata PENGARUH atau PERBEDAAN.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 22 of 39 pgs
2. Latar Belakang Masalah
Dalam LATAR BELAKANG MASALAH, terdiri dari beberapa unsur, yaitu:
a. kondisi ideal dibandingkan dengan realita di lapangan terkait dengan variabel tergantung yang
diteliti.
b. teori/ hasil penelitian yang menjelaskan ada salah satu faktor yang mempengaruhi variabel
tergantung. Faktor yang dimaksud tidak harus langsung menunjuk langsung ke variabel bebas.
Tetapi dapat bersifat lebih global.
c. pertanyaan penelitian yang menunjukkan apakah ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
tergantung. Pertanyaan penelitian ini dibuat berdasarkan unsur nomer satu dan dua.
Contoh:
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaan rumusan
masalah dengan tujuan penelitian terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian
dirumuskan dengan menggunakan pertanyaan, sedangkan tujuan penelitian dirumuskan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tergantung.
Contoh : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh music Jazz terhadap Konsenstrasi Belajar.
(Par 1) Menurut teori seharusnya konsentrasi belajar mahasiswa seharusnya tinggi, namun
kenyataannya rendah. Hal ini dibuktikan dengan prosentase kegagalan memahami materi perkuliahan di
kelas semakin tinggi (sumber pustaka, tahun).
(Par 2) Menurut ahli (sumber pustaka, tahun) salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi
belajar adalah kebisingan. Semakin bising suatu lingkungan maka akan semakin rendah konsentrasi
belajar individu. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa banyak yang mendengarkan
musik ketika belajar. Musik yang sering didengarkan adalah musik Jazz.
(Par 3) Berdasarkan uraian di atas, maka muncul pertanyaan “Apakah ada pengaruh musik
Jazz terhadap konsentrasi belajar?”.
Contoh: manipulasinya yaitu musik Jazz, maka judul yang dapat ditulis adalah
a. Pengaruh Musik Jazz terhadap Konsentrasi Belajar.
b. Perbedaan Konsentrasi belajar sebelum diperdengarkan dan setelah diperdengarkan Musik Jazz
Judul harus mencerminkan variabel dan manipulasi yang proporsional. Contoh yang tidak proporsional : Judul
“PENGARUH PERSEPSI VISUAL TERHADAP KONSENTRASI”, dengan manipulasi kilatan blitz foto. Jika
manipulasinya HANYA blitz foto, maka variabel bebas ditulis BLITZ FOTO saja. Variable PERSEPSI VISUAL
dapat digunakan jika manipulasinya lebih dari satu, contoh BLITZ FOTO, DISPLAY, PENCAHAYAAN
RUANGAN.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 23 of 39 pgs
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menunjukkan kegunaan penelitian, baik secara teoritis bagi
pengembangan ilmu pengetahuan ataupun secara praktis bagi pihak-pihak terkait.
Contoh :
Manfaat Teoritis : menambah wawasan baru dalam pengembangan psikologi pendidikan.
Manfaat Praktis :
a. menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam memperbaiki konsentrasi belajar
b. menjadi bahan pertimbangan bagi siswa maupun masyarakat dalam meningkatkan konsentrasi belajar
5. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjadi dasar untuk merumuskan suatu dugaan atau jawaban
sementara terhadap suatu masalah. Kerangka berpikir memuat dua hal pokok yaitu (1) deskripsi
teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan (2) kemudian menyimpulkan kajian yang antara
lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan.
Bahan-bahan dalam kerangka berfikir dapat diangkat dari beberapa sumber diantaranya
jurnal penelitian cetak, jurnal online, laporan penelitian, tesis/disertasi, prosiding seminar,
textbook, e-book, makalah, diskusi ilmiah dan lain-lain. Pemilihan sumber kepustakaan
didasarkan pada dua prinsip yaitu prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan
prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran adalah menentukan sumber-sumber kerangka berpikir
yang aktual dan tidak kadaluarsa, sedangkan prinsip relevansi adalah menentukan kerangka
teori yang sesuai atau erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.
6. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara atau kesimpulan sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis dianggap mungkin dan tinggi tingkat kebenarannya.
Syarat dalam menyusun hipotesis antara lain :
a. Didasarkan pada teori yang dirujuk
b. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau berarah.
c. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, secara singkat, padat, dan jelas.
d. Dapat diuji secara empiris.
Contoh terkait dengan judul ‘pengaruh musik jazz terhadap konsentrasi belajar’:
a. Referensi minimal diterbitkan 10 tahun terakhir
b. Teori-teori tentang konsentrasi belajar dan musik jazz (bukan teori tentang musik rock atau kebisingan
suara, atau teori tentang prestasi belajar yang jelas tidak relevan)
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 24 of 39 pgs
7. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian
yang dapat bervariasi secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian eksperimen ada beberapa
variabel penelitian diantaranya :
a. Variabel bebas/ independent variabel/ perlakuan
Variabel yang mempengaruhi variabel lain. Penelitian eksperimen mengenal variabel bebas
sebagai perlakuan atau manipulasi.
b. Variabel tergantung/ dependent variabel
Variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel bebas.
c. Variabel kendali
Variabel bebas yang pengaruhnya terhadap variabel tergantung harus dikendalikan oleh
peneliti dengan cara menjadikan pengaruhnya netral.
d. Variabel moderator
Variabel bebas tidak utama yang juga diamati oleh peneliti untuk menentukan sejauh mana
pengaruhnya terhadap hubungan antara variabel bebas utama dengan variabel tergantung.
Variabel moderator selalu berupa kategori/klasifikasi/level, misal tempat tinggal (desa-kota),
jenis kelamin (pria-wanita).
e. Variabel antara (intervening variabel)
Variabel yang secara teoritik memiliki pengaruh terhadap variabel tergantung. Akan tetapi
variabel ini bukan tujuan utama penelitian karena sifatnya sebagai variabel antara yang
menjadi jembatan antara variabel bebas dan variabel tergantung, misal ‘konsentrasi’ sebagai
variabel antara dari ‘musik jazz’ dan ‘prestasi belajar’.
8. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional menunjuk pada bagaimana operasionalisasi penelitian setiap
variabel. Definisi operasional variabel bebas dalam penelitian eksperimen berisi penjelasan
Contoh :
a. Ada pengaruh musik jazz terhadap konsentrasi belajar, yaitu konsentrasi belajar lebih tinggi setelah
diperedengarkan musik jazz
b. Konsentrasi belajar mengalami peningkatkan setelah mendengarkan musik jazz
Contoh dari judul ‘pengaruh musik jazz terhadap konsentrasi belajar’ di atas adalah :
Variabel Bebas : Musik Jazz
Variabel Tergantung : Konsentrasi Belajar
Variabel kendali : usia
Variabel moderator : jenis kelamin (pria-wanita)
Variabel antara : -
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 25 of 39 pgs
tentang apa manipulasi dan bagaimana proses manipulasi dilakukan. Definisi operasional
variabel tergantung berisi bagiamana pengukuran dilakukan.
9. Subjek Penelitian
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil
sampel dari suatu populasi sebagai subjek penelitian. Tetapi jika sasaran penelitiannya adalah
seluruh anggota populasi akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian. Untuk itu
diperlukan prosedur pengambilan subjek yang tepat, termasuk alasan pemilihan subjek dan
kriteria pemilihan subjek seperti jenis kelamin, usia, dan pendidikan.
Penelitian eksperimen mensyaratkan adanya keterwakilan dari populasi dan fairness
dalam pengelompokan subjek. Untuk itu, biasanya dilakukan proses randomisasi dari populasi
untuk diambil sebagai sampel maupun pengelompokan sampel.
10. Alat Ukur
Dalam pelaksanaan praktikum eksperimen, penyusunan laporan pada poin alat ukur bisa
diisi mengenai penjelasan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi : nama alat,
fungsi alat, bagian-bagian alat, dan sebagainya. Selain itu juga perlu ditambahkan alat-alat yang
digunakan sebagai pendukung dalam pelaksanaan praktikum seperti pena, meja-kursi,
stopwatch, buku dan lain sebagainya.
Contoh :
Variabel Bebas : Musik Jazz adalah musik kategori lembut, yang dilantunkan oleh kelompok Elfa’s Singer
dengan lagu …. Lagu ini diperdengarkan selama … menit melalui audiosystem dengan merek ….. seri
…., di dalam ruang kedap suara berukuran …….
Variabel Tergantung : Konsentrasi belajar diukur melalui skala konsentrasi belajar dengan aspek ukur
meliputi ………………………………………… Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah diperdengarkan musik.
Contoh penelitian dengan judul ‘pengaruh musik jazz terhadap konsentrasi belajar’:
Populasi adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UMS angkatan 2010 yang berjumlah 250 orang.
Pemilihan populasi ini dilatarbelakangi oleh alasan bahwa mahasiswa angkatan 2010 adalah kelompok
baru yang masih berusaha untuk menyesuaikan diri sehingga rentan memiliki masalah dengan
konsentrasi belajar. Kriteria subjek adalah meliputi usia antara 18-20 tahun, dan kemampuan mendengar
normal. Rentang usia ini adalah masa dewasa awal sehingga sudah memiliki emosi yang lebih matang
dan tanggung jawab yang lebih mapan. Kemampuan pendengaran yang normal menjadi penting untuk
perlakuan mendengarkan musik.
Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan random terhadap seluruh anggota populasi yang
memenuhi syarat untuk diambil sebanyak 20 orang untuk dibagi ke dalam 2 kelompok subjek, yaitu 10
orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok eksperimen.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 26 of 39 pgs
11. Perlakuan
Jika pada bagian variabel operasional cukup dituliskan penjelasan singkat manipulasi,
maka pada bagian ini harus dituliskan secara rinci tahapan pelaksanaan manipulasi.
12. Rancangan / Desain Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, rancangan atau design eksperimen yang digunakan ada
beberapa macam, yang secara garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu rancangan dengan
menggunakan random assignment dan tanpa random assignment (Masrun, 1994).
Macam-macam rancangan esperimen non random assignment :
a. Pre-test and post test design
b. Post-test only design
c. Non randomized pre-test post test control group design
d. Time series design
Contoh, variabel bebas sebuah penelitian adalah “Musik Jazz”, dan variabel operasionalnya adalah
“Mendengarkan musik Jazz dengan judul MENGHUJAM HATIKU-TOMPI selama 10 menit”.
Perlakuannya adalah, testee diminta mendengarkan lagu MENGHUJAM HATIKU-TOMPI selama 10
menit. Lagu diputar berulang-ulang. Selama mendengarkan lagu, testee diminta mengerjakan tes PAULI,
...dst, sampai bagaimana cara mengukur/memunculkan angka dari operasionalisasi variabel tergantung
ditulis dengan detail pula.
Y1 → X →Y2
X → Y
Y1 → X → Y2
Y1 → X0 → Y2
Y1 – Y2 – Y3 – Y4 – X – Y5 – Y6 – Y7 – Y8
Contoh dalam contoh penelitian Musik Jazz : alat ukur berupa skala konsentrasi belajar yang disusun
oleh …… dengan aspek ukur berdasarkan teori …. (sebutkan aspeknya). Skala ini memiliki koefisien
validitas …. dan reliabilitas …. (isi dengan koefisien, apabila sudah ada uji validitas-reliabilitasnya).
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 27 of 39 pgs
e. Repeated measures design
Macam-macam rancangan eksperimen dengan random assignment :
a. Post-test only design
b. Pre-test post-test control group design
c. Rancangan eksperimen salomon
Keterangan :
R : random assignment
Y1 : pre-test (pengukuran sebelum perlakuan)
Y2 : post-test (pengukuran setelah perlakuan)
X : perlakuan/manipulasi
X0 : tidak ada perlakuan
13. Hasil Penelitian
Dalam penelitian eksperimen hasil penelitian berupa data hasil pengukuran (skor) dan
didukung oleh hasil observasi, interview, dokumentasi dan data pendukung lainnya. Hasil
penelitian eksperimen ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik.
Y1 − X1 − Y2 − X2 − Y3 − X3 − Y4 − X4 − Y5 − X5 − ………. Y n X n
X → Y
R :
X0 → Y
Y1 → X → Y2
R :
Y1 → X0 → Y2
Y1 → X → Y2
R :
Y1 → X0 → Y2
X → Y2
R :
X0 → Y2
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 28 of 39 pgs
14. Analisis Data
Setelah data hasil penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
data dengan menggunakan rumus wilcoxon match pairs test dan mann whitney U-test. Analisis
data hasil penelitian eksperimen ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan
program komputer dan perhitungan manual. Analisis dengan program komputer dapat dilakukan
dengan menggunakan program SPS (Seri Program Statistik) ataupun SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences), sedangkan analisis dengan cara manual dapat dilakukan proses
tabulasi dan perhitungan manual dengan bantuan kalkulator. Analisis dengan menggunakan
wilcoxon match pairs test untuk penelitian dengan within design (tanpa random assignment)
sedang mann whitney U-test digunakan untuk eksperimen dengan between design (dengan
random assignment).
a. WILCOXON MATCH PAIRS TEST
Teknik analisis dengan menggunakan wilcoxon match pairs test ini merupakan
penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Dalam uji tanda besarnya selisih angka antara nilai
positif dan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam analisis wilcoxon ini
diperhitungkan. Dalam analisis data dengan menggunakan teknik wilcoxon, langkah pertama
yang dilakukan adalah membuat tabulasi analisis data sehingga ditemukan T hitung. Hasil
akhir tabulasi analisis data yang berupa T hitung, kita tentukan T hitung yang terkecil lalu
dibandingkan dengan T tabel dengan taraf signifikasi (p) sesuai hipotesis yang digunakan.
TABULASI ANALISIS DATA WILCOXON
No X A X B BEDA TANDA JENJANG
XB-XA JENJANG + -
1 100 105 + 5 7.5 7.5 0.0
2 98 94 - 4 5.5 0.0 5.5
3 76 78 + 2 2.5 2.5 0.0
4 90 98 + 8 9.0 9.0 0.0
5 87 90 + 3 4.0 4.0 0.0
6 89 85 - 4 5.5 0.0 5.5
7 77 86 + 9 10.0 10.0 0.0
8 92 87 - 5 7.5 0.0 7.5
9 78 80 + 2 2.5 2.5 0.0
10 82 83 + 1 1.0 1.0 0.0
T 36.5 T 18.5
Penyusunan penjenjangan dimulai dari jenjang yang paling kecil sampai yang paling besar
dengan mengabaikan nilai positif dan negatif. Setelah membuat tabulasi selanjutnya adalah
mencari T hitung terkecil dan dibandingkan dengan T tabel. Untuk menentukan taraf
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 29 of 39 pgs
signifikansi ( p ) yang digunakan untuk mencari T tabel adalah dengan melihat pada hipotesis
yang digunakan apakah hipotesis yang berarah atau hipotesis yang tidak berarah. Untuk
hipotesis dua ekor atau tidak berarah taraf signifikasi yang digunakan adalah taraf signifikasi
0,05; 0,02; atau 0,01 dan untuk hipotesis yang berarah ( satu ekor ) digunakan taraf
signifikansi setengah dari taraf signifikansi dua tidak berarah atau dua ekor.
Hipotesis nihil akan diterima bila harga jumlah jenjang yang terkecil ( T hitung terkecil ) lebih besar dari
T tabel ( T hitung terkecil > T tabel ). Sedangkan hipotesis nihil yang tidak diterima bila harga T hitung
terkecil lebih kecil daripada T tabel ( T hitung terkecil < T tabel )
b. MANN-WHINEY U-TEST
Analisis U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal.
TABULASI ANALISA U-TEST
Kel. A Nilai
kualitas Rangking Kel. B Nilai
kualitas Rangking
1 30 26,5 1 21 4,5
2 21 4,5 2 20 2
3 22 7,5 3 23 11,5
4 22 7,5 4 28 22
5 20 2 5 25 16,5
6 25 16,5 6 23 11,5
7 28 22 7 29 24,5
8 26 19 8 22 7,5
9 29 24,5 9 24 14
10 30 26,5 10 27 20
11 22 7,5 11 25 16,5
12 23 11,5 12 23 11,5
13 20 2
14 28 22
15 25 16,5
R1 : 175,5 R2 : 202
Kedua rumus diatas digunakan untuk mengetahui perbandingan harga U, mana yang
lebih kecil. Harga U yang terkecil tersebut akan dibandingkan dengan U-tabel. Adapun
langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis data dengan menggunakan U-test ini
adalah menyusun tabel penolong analisis data, kemudian dihitung dengan menggunakan
rumus U1 dan U2, baru setelah itu kita temukan U hitung terkecil untuk kemudian U hitung
terkecil itu kita bandingkan dengan U tabel.
Hipotesis nihil akan diterima bila U hitung yang terkecil ( T hitung terkecil ) lebih besar dari T tabel ( T
hitung terkecil > T tabel ). Sedangkan hipotesis nihil yang tidak diterima bila harga T hitung terkecil lebih
kecil dari pada T tabel ( T hitung terkecil < T tabel ).
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 30 of 39 pgs
TABULASI HARGA KRITIS UNTUK TES WILCOXON
N
Tingkat Signifikansi Untuk Tes Satu Pihak ( One Tail Tes )
0,05 0,010 0,005
Tingkat Signifikansi Untuk Tes Dua Pihak ( Two Tail Tes )
0,05 0,02 0,01
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0
2
4
6
8
11
14
17
21
25
30
35
40
46
52
59
66
73
81
89
0
2
3
5
7
10
13
16
20
24
28
33
38
43
49
56
62
69
77
0
2
3
5
7
10
13
16
20
23
28
32
38
43
49
55
61
68
TABULASI HARGA KRITIS MAN-WHITNEY U TEST
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
3
5
7
9
11
14
16
18
21
23
26
28
31
33
36
38
40
1
3
6
8
11
13
16
19
22
24
27
30
33
36
38
41
44
47
1
4
7
9
12
15
18
22
25
28
31
34
37
41
44
47
50
53
2
5
8
11
14
17
21
24
28
31
35
38
42
46
49
53
56
60
0
2
5
9
12
16
20
23
27
31
35
39
43
47
51
55
54
63
67
0
2
6
10
13
17
22
26
30
34
38
43
47
51
56
60
65
69
73
0
3
7
11
15
19
24
28
33
37
42
47
51
56
61
66
70
75
80
0
3
7
12
16
21
26
31
36
41
46
51
56
61
66
71
76
82
87
0
4
8
13
18
23
28
33
38
44
49
55
60
66
71
77
82
88
83
0
4
9
14
19
24
30
36
41
47
53
59
65
70
76
82
88
94
100
1
4
9
15
20
26
32
38
44
50
56
63
69
75
82
88
94
101
107
1
5
10
16
22
28
34
40
47
53
60
67
73
80
87
93
100
107
114
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 31 of 39 pgs
15. Pembahasan
Pembahasan sangat terkait dengan hasil penelitian. Jika hasil penelitian sesuai dengan
hipotesis, maka yang perlu ditulis pada bagian ini adalah dinamika psikologis (penjelasan detail
tentang proses) yang terjadi pada testee sehingga jelas variable X mempengaruhi variabel Y. Hal
yang perlu diperhatikan, penjelasan dinamika psikologis ini harus sesuai dengan kerangka
berpikir teori yang digunakan.
Jika hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, maka ada dua hal yang harus
dilaukan: pertama, mencari teori baru yang sesuai dengan temuan penelitian. Kemudian teori
inilah yang digunakan untuk menjelaskan secara detail tentang temuan penelitian tersebut. Cara
pertama ini digunakan jika peneliti berasumsi bahwa dirinya telah melakukan seluruh proses
penelitian dengan benar, atau dengan kata lain peneliti merasa tidak ada yang salah dengan
proses penelitiannya.
Andaikata peneliti berasumsi bahwa hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis adalah
akibat kesalahan proses penelitian, maka cara kedua yang dapat dilakukan dalam bagian
pembahasan adalah dengan mengkritisi (menjelaskan) proses-proses mana saja yang dianggap
salah dan bagaimana seharusnya proses itu dilaksanakan.
16. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini, dipaparkan hasil penelitian yang terkait dengan rumusan masalah dan
dapat pula ditambahkan temuan-temuan penting yang didapatkan dalam penelitian. Saran
ditujukan pada dua pihak, (1) subjek, (2) peneliti selanjutnya. Untuk subjek, saran penelitian
terkait dengan hasil penelitian. Contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebisingan
menurunkan konsentrasi belajar. Maka saran untuk subjek adalah agar konsentrasi belajar
subjek terjaga dengan baik, maka subjek harus memilih tempat belajar dengan tingkat kebisingan
moderat atau rendah.
17. Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 32 of 39 pgs
E. Penilaian
No Aspek Penilaian Kriteria
Individual
1 Kedisiplinan Frekuensi Kehadiran, keterlambatan, pakaian
2 Keaktivan praktikum Berperan dalam proses praktikum
3 Keaktivan presentasi Minimal 1 x presentasi
Kelompok
1 Kelancaran praktikum Mencapai target
2 Kerapian laporan Sesuai Sistematika
Contoh:
Coolican, H. 1996. Introduction to Research Methods and Statistics in Psychology. 2nd ed. London:
Hodder & Stoughton
Masrun. 1994. Design Eksperimen. Modul Kuliah (tidak diterbitkan). Yogyakarta: UGM
Shaughnessy, JJ & Zechmeister, EB. 1990. Research Methods in Psychology. 2nd ed. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Sukadji, S. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press
Yuwono, S, & Partini. 2007. Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat
Berwirausaha. Laporan Penelitian. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 33 of 39 pgs
Contoh Laporan Penelitian Eksperimen (Yuwono & Partini, 2007)
A. Judul
Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat Berwirausaha
B. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta
jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Setiap tahun
beratus-ratus atau berjuta-juta orang ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba melamar menjadi
karyawan di sebuah instansi yang dirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hanya sedikit yang berpikir untuk
menciptakan lapangan pekerjaan. Mereka berharap menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya
begitu saja sekadar mengharapkan imbalan jasa. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh lebih banyak
dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Silalahi (2005) menyebutkan bahwa pada tahun 2005 ada lebih
dari 40 juta penganggur, ditambah 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah.
Direktorat Jenderal Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakan bahwa pada tahun 2005,
dari 75,3 juta pemuda Indonesia, 6.6% adalah sarjana. Dari jumlah tersebut, 82% bekerja pada instansi, dan hanya
18% yang berwirausaha. Padahal makin banyak sarjana berwirausaha akan mempercepat pemulihan ekonomi
(Silalahi, 2005).
Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar dapat menciptakan
lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak lagi berpikir untuk mempersiapkan diri menjadi calon
karyawan yang mencari pekerjaan. Terutama bagi individu yang terdidik, misalnya mahasiswa. Munculnya produk
kaos Dagadu menjadi salah satu contoh keberhasilan sekelompok mahasiswa dalam membangun usaha yang
kreatif.
Banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderung berpikir bagaimana
nantinya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai. Lebih baik
menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Biro Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan data menarik, yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha,
tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat wirausaha
(Masrun dalam Sumarseno, 2004).
Sementara itu, data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun
1996 saja lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta pengangguran intelektual.
Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas
(tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Setelah
merdeka, muncul sifat-sifat kelemahan dalam mental orang Indonesia. Sifat-sifat tersebut bersumber pada kehidupan
yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya
pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan tanggung jawab yang kokoh (Qomarun,
2000).
Fenomena ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan bagaimana
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak lagi berpikir untuk mempersiapkan
diri menjadi calon karyawan yang mencari pekerjaan. Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha.
Selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang wirausaha
harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan
melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002).
Minat wirausaha berkembang pada diri seseorang bila lingkungan mendukung karena minat terbentuk dari
lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Pola asuh orang tua yang otoriter atau terlalu memanjakan anak dapat
membentuk pribadi yang kurang percaya diri, yang akan menghambat munculnya minat wirausaha. Faktor
penghambat lainnya adalah adanya pemikiran bahwa menjadi pegawai negeri mempunyai kedudukan yang lebih
terhormat daripada pekerjaan lain (Qomarun, 2000). Proses pemilihan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan konsep diri. Peran orang tua sebagai model sangatlah penting dan akan memberikan arah pada
pemilihan pekerjaan anak (Cascio, 1998).
Faktor modal atau ekonomi juga sering dijadikan keengganan untuk memulai wirausaha. Faktor modal saja
belum cukup untuk melakukan wirausaha. Kemampuan menganalisis kelebihan dan kekurangan diri sendiri,
kepercayaan diri, inisiatif, serta kreativitas merupakan langkah awal untuk menjalankan suatu usaha, mengingat
wirausaha adalah profesi yang penuh resiko. Kemampuan dan ketahanan seseorang dalam menghadapi resiko
dipengaruhi oleh konsep dirinya (Sutjipto, 2002)
Fakultas Psikologi UMS telah menempatkan materi Kewirausahaan dalam proses belajar mengajarnya.
Terdapat dua materi, yaitu pelatihan kewirausahaan sebagai kegiatan yanng wajib diikuti seluruh mahasiswa dan MK
Kewirausahaan dan Proses Bisnis sebagai matakuliah pilihan. Tujuan dari materi ini adalah memberikan bekal
pengetahuan seluk beluk dunia usaha dan memunculkan ketertarikan untuk melakukannya.
Pelatihan Kewirausahaan dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan Pesantren Wirausaha Agrobisnis
Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA) Klaten. Pelatihan ini sudah berlangsung untuk 20 angkatan selama tahun 2004 –
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 34 of 39 pgs
2005. Menggunakan format pelatihan dua hari, tujuan dari pelatihan ini lebih difokuskan kepada memberikan
pemahaman tentang wirausaha dan proses membangun serta menjalankannya.
Hasil evaluasi yang sudah dilakukan kepada sebagian peserta menunjukkan adanya variasi tingkat
kepuasan. Meskipun demikian, hampir semua peserta yang diminta berpendapat menyatakan mereka memperoleh
pemahaman yang baru tentang kewirausahaan. Wirausaha tidak lagi menjadi sesuatu yang diartikan sebagai modal
uang harus besar.
Periode 2006 ini, pelatihan kewirausahaan tetap dilaksanakan namun mengalami perubahan format waktu,
yaitu menjadi satu hari. Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA) tetap menjadi partner
kerjasama. Perubahan format waktu dilakukan karena pertimbangan efisiensi biaya penyelenggaraan. Materi
pelatihan yang diberi nama Inspiring The Spirit of Entrepreneurship (Inspirit Training) berfokus pada memberikan
pemahaman tentang wirausaha, khususnya dalam memandang secara positif wirausaha sebagai kebutuhan individu.
Sebuah pelatihan tidak akan terpantau efektivitasnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap
proses berlangsungnya pelatihan, dan yang penting adalah evaluasi terhadap pengaruh dari pelatihan tersebut pada
diri peserta (Ismadi dkk., 1991). Demikian pula dengan Inspirit Training dibutuhkan evaluasi sejauhmana efek
pelatihan terhadap minat berwirausaha peserta.
Menilik dari uraian di atas, maka muncul permasalahan bahwa kesenjangan antara jumlah tenaga kerja dan
lapangan kerja perlu segera diberikan solusi. Pengangguran terdidik semakin banyak, tidak mungkin semuanya
menjadi pegawai negeri. Untuk itu dibutuhkan kemampuan berwirausaha sehingga mampu mandiri dan tidak
bergantung kepada negara. Salah satu bekal berwirausaha dapat diperoleh melalui pelatihan kewirausahaan.
Untuk itu, muncul pertanyaan permasalahan ‘bagaimanakah pengaruh dari pelatihan kewirausahaan di
Fakultas Psikologi UMS terhadap munculnya minat berwirausaha pada alumni ?’. Berangkat dari pertanyaan
tersebut, maka penelitian ini mengambil judul ‘Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Tumbuhnya Minat
Berwirausaha’.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pelatihan kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha pada alumni Fakultas Psikologi UMS.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
1. Memberikan alternatif meningkatkan minat berwirausaha melalui pelatihan kewirausahaan sehingga dapat
membantu dalam mengurangi pengangguran
2. Menambah wawasan mahasiswa ataupun sarjana psikologi tentang kewirausahaan sehingga mampu menciptakan
lapangan kerja.
3. Menambah khasanah keilmuan Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi.
E. Kerangka Berpikir
1. Minat Berwirausaha
Wirausaha merupakan istilah yang sering dimunculkan bergantian dengan istilah entrepreneurship dan
wiraswasta. Menurut As’ad (1991), istilah wiraswasta sama dengan wirausaha, namun berbeda falsafah dengan
entrepreneurship. Wiraswasta dan wirausaha memiliki falsafah Indonesia yang kental dengan sosialistis atau
mengutamakan kebutuhan lingkungan sosialnya, sementara entrepreneurship berfalsafah barat yang kental dengan
individualis atau mengutamakan kepentingan pribadinya.
Menurut Irawan dan Suparmoko (Wiratmo, 2001), entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yang artinya
‘memimpin musik / pertunjukan’. Entrepreneurship dalam ilmu ekonomi bermakna kemampuan mendapat peluang
secara berhasil untuk memperkenalkan dagangan baru, teknik baru, pemasukan baru, merangkum pabrik, alat,
manajemen, buruh, kemudian mengorganisasikannya ke dalam teknik pengoperasian perusahaan. Menurut Littunen
(2000), entrepreneurship adalah kemampuan mencipta, mengorganisasi dan menjalankan usaha sendiri.
Wiraswasta berasal dari kata wira, swa dan sta. Wira berarti ‘utama, luhur, berani, atau teladan’, sementara
swa berarti ‘sendiri’, dan sta berarti ‘berdiri’. Pengertian wiraswasta adalah sifat keberanian, utama, dan keteladanan
dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan diri sendiri. Adapun wirausaha berasal dari kata wira
dan usaha, yang berarti ‘keberanian, utama dan keteladanan dalam melakukan usaha’ (Priyono dan Soerata, 2004).
Berkaitan dengan minat, Kartono (1986) menyebutkan bahwa minat merupakan momen kecenderungan
yang terarah secara intensif kepada sesuatu objek yang dianggap penting. Fryer (Sutjipto, 2002) menyatakan bahwa
minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu.
Peran minat sangat besar terhadap perilaku seseorang karena dari minat tersebut mendorong seseorang
untuk berkecimpung atau terjun pada sesuatu yang diminatinya tersebut. Karena seseorang merasa tertarik pada
sesuatu objek dan dia merasa menyenanginya, maka dia ingin terjun di dalamnya. Hal ini dikemukakan Guilford
(Sutjipto, 2002) bahwa minat adalah tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada
kegiatan tertentu.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 35 of 39 pgs
Pengertian minat berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang
mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Minat tinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya
sehingga individu lebih banyak perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha.
Menurut Sukardi (As’ad, 1991), wirausaha memiliki enam ciri yaitu
a. Self confidence, yaitu keyakinan akan kemampuan diri dalam mencapai tujuan secara mandiri, dan penuh
rasa optimis,
b. Originality, yaitu kemampuan menciptakan hal-hal baru secara kreatif
c. People oriented, yaitu menggunakan orang lain sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan,
melaksanakan rencana dan evaluasi terhadap hasil kerjanya.
d. Task result oriented, yaitu tingkah laku yang berorientasi pada penyelesaian tugas, dan menerima segala
konsekuensinya
e. Future oriented, yaitu mampu menganalisis hal-hal yang akan terjadi secara rasional berdasar informasi
atau kenyataan yang terjadi
f. Risk taking, yaitu mampu mengambil resiko sebagai tanggung jawab pribadi, tidak menyalahkan oranng lain
dan mampu introspeksi terhadap hambatan yang terjadi
Littunen (2000) menyebutkan dua ciri wiraswastawan, yaitu adanya kreativitas dan keberanian dalam
mengambil resiko. Sementara Marbun (Alma, 2000) menyebutkan tujuh ciri, yaitu percaya diri, berorientasi pada
tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kemampuan kepemimpinan, keorisinilan ide, bervisi pada masa depan
secara jelas, dan kreativitas dalam pelaksanaan tugas.
Tumbuhnya minat dipengaruhi oleh masuknya informasi secara memadai tentang objek yang diminati.
Informasi keberhasilan sebuah usaha, baik melalui media cetak ataupun elektronik memunculkan pemahaman
kepada pemirsanya bahwa wirausaha memiliki prospek keberhasilan yang sudah terbukti. Selain itu, munculnya
minat terhadap sesuatu sangat dipengaruhi bagiamana sikap masyarakat terhadap status sesuatu itu. Sikap
masyarakat terhadap martabat pekerjaan sebagai wirausahawan menuntun kecenderungan seseorang apakah
berminat atau tidak terhadap wirausaha. Martabat sebagai wirausahawan yang tinggi akan menggerakkan orang lain
untuk berminat terhadpa wirausaha juga (Mc Clelland, 1987).
Minat berwirausaha lebih didorong oleh keinginan untuk berprestasi. Hal ini diungkapkan Priyono dan
Soerata (2004) bahwa motif berprestasi lebih dominan daripada uang, karena uang hanya sebagai parameter
keberhasilan. Adapun Danuhadimedja (1998) menyebutkan bahwa motif berprestasi akan menjadi pendorong yang
lebih kuat apabila ada dukungan keluarga. Sebagai lingkungan terdekat, dukungan dari keluarga dapat
mendatangkan energi besar untuk memunculkan minat berwirausaha.
Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah jenis kelamin. Suger (Sumarseno, 2004) menyebutkan wanita
lebih tertarik pada pekerja yang beresiko kecil, sedangkan pria lebih tertarik pada pekerjaan mandiri dan resiko
besar. Wirausaha termasuk pekerjaan yang memiliki sifat mandiri dan beresiko.
Crow & Crow (Sumarseno, 2004) menyebutkan tiga aspek minat seseorang, yaitu :
a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri, sebagai sumber penggerak untuk melakukan
sesuatu
b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yang akan menentukan posisi individu
dalam lingkungannya.
c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
Sikap berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun dibentuk dan dipelajari sepanjang kehidupan. Meskipun
baru, seorang wirausahawan akan cepat maju dalam usahanya apabila memiliki sikap positif, yaitu tidak menundanunda
pekerjaan (Sutjipto, 2002). Hal ini senada dengan Herawati (1998) yang menyebutkan bahwa aspek
wirausaha adalah sikap diri yang terbentuk dari perpaduan antara sifat pembawaan sejak lahir dengan pendidikan
dan pengaruh lingkungan.
2. Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan menurut Center for Development Management and Productivity, adalah belajar untuk mengubah
tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka, melalui keterampilan khusus untuk memperbaiki
kekurangan yang ada (Ismadi dkk., 1991). Cascio (1998) menyatakan bahwa pelatihan atau training adalah proses
pembelajaran yang dilakukan kepada individu dengan teknik andragogi. Andragogi yaitu metode pembelajaran
dengan model orang dewasa. Individu tidak diasumsikan sebagai anak kecil yang belum tahu apapun, namun
sebagai oranng dewasa yang sudah banyak pengalaman dan pengetahuan. Dengan demikian, teknik pelatihan tidak
menonjolkan unsur guru / pelatihnya namun lebih pada pesertanya. Metode yang biasa digunakan dalam pelatihan
adalah belajar melalui pengalaman (learning by experience). Hal ini menuntut pelatih dan peserta untuk sama-sama
terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan.
Menurut Cascio (1998), sesi pelatihan biasanya terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Pengantar, yaitu melakukan kesepakatan kontrak pelatihan dengan peserta sehingga diperoleh kesamaan
tujuan dalam pelatihan,
b. Inti pelatihan, yaitu materi pokok pelatihan
c. Penutup dan evaluasi, yaitu melakukan pembukaan rahasia dan tujuan pelatihan yang sudah diberikan
dalam materi pokok. Pada sesi ini juga dilakukan feedback untuk mengukur efektivitas pelatihan.
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 36 of 39 pgs
Pelatihan kewirausahaan diberikan dengan format satu hari. Materi pelatihan terbagi dalam empat
kelompok, yaitu :
a. Inspirasi sukses wirausaha, yaitu memberikan inspirasi dan paradigma baru kepada peserta tentang dunia
wirausaha. Dunia yang semula tidak menjadi pilihan utama, berubah menjadi dunia yang menarik.
b. Potensi diri yang luar biasa, yaitu dengan memunculkan kesadaran akan potensi diri luar biasa yang dimiliki
peserta untuk dikembangkan dalam dunia usaha. Persepsi negatif tentang diri diganti dengan keyakinan diri
untuk mandiri berwirausaha.
c. melejitkan potensi wirausaha, yaitu meniti tahap demi tahap dalam melejitkan potensi diri yang sudah
disadari. Peserta memiliki visi dalam merancang masa depan mandirinya.
d. berjuta berkah dalam bekerja, yaitu mampu mensyukuri limpahan berkah yang luar biasa besarnya dalam
bekerja sehingga peserta memperoleh energi awal yang memadai dalam memulai aktivitas berwirausaha
(Perwira AbA, 2006).
F. Hipotesis
Pelatihan kewirausahaan mempengaruhi minat berwirausaha, yaitu meningkatnya minat berwirausaha setelah
mengikuti pelatihan kewirausahaan.
G. Variabel Penelitian
Variabel Tergantung : Minat Berwirausaha
Variabel Bebas : Pelatihan Kewirausahaan
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Minat Berwirausaha, yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan
keberanian mengambil resiko, yang diketahui dari dorongan dari dalam, kebutuhan berhubungan dengan
lingkungan, dan perasaan terhadap pekerjaannya.
b. Pelatihan Kewirausahaan, yaitu inspiring training dalam satu hari yang meliputi materi inspirasi sukses,
menyadari potensi diri, melejitkan potensi diri, dan menyadari berjuta berkah dalam bekerja. Pelatihan
difasilitasi oleh Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA).
I. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta Pelatihan Kewirausahaan yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Psikologi
yang sudah menulis skripsi hingga Bab III. Setiap sesi pelatihan diikuti oleh 30 peserta, campuran antara pria dan
wanita. Adapun subjek penelitian dipilih dari peserta yang memenuhi syarat belum memiliki pekerjaan tetap atau
usaha sendiri, karena pekerjaan tetap dapat menghilangkan minat wirausaha.
J. Alat Pengumpul Data
Penelitian ini menggunakan satu alat ukur yaitu skala minat berwirausaha. Skala ini adalah skala yang
pernah digunakan oleh Nur’aini (2006) dengan koefisien reliabilitas teruji sebesar 0.945. Skala ini disusun berdasar
aspek dorongan dari dalam, kebutuhan berhubungan dengan lingkungan, dan perasaan terhadap pekerjaannya.
K. Manipulasi
Manipulasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan inspiring training dalam satu hari yang meliputi materi
inspirasi sukses, menyadari potensi diri, melejitkan potensi diri, dan menyadari berjuta berkah dalam bekerja.
Pelatihan difasilitasi oleh Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf (Perwira AbA)
L. Desain Penelitian
Eksperimen dilakukan dengan model desain pre-test and post-test, sebagaimana dalam gambar 1.
Gambar 1. Desain Eksperimen
Keterangan : Y1 : pre-test (pengukuran awal)
X : pelaksanaan pelatihan kewirausahaan
Y2 : post-test (pengukuran akhir)
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
a. tahap persiapan, meliputi rekrutmen peserta pelatihan, penyusunan alat ukur dan alat bantu penelitian.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi pengukuran awal (pre-test), pelaksanaan pelatihan kewirausahaan, dan
pengukuran akhir (post-test)
c. Tahap pengolahan, meliputi skoring skala, analisis data dan interpretasi data.
Y1 X Y2
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 37 of 39 pgs
M. Hasil Penelitian
Isi dengan data hasil penelitian
Subjek Pre-test Post-test
1 40 45
2 41 44
3 39 47
…. … …
N. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program t-test dari Paket SPS (Seri Program Statistik) 2000
yang disusun oleh Hadi dan Pamardiningsih (2000). Hasil analisis menunjukkan nilai t = 2,910, p = 0,006, yang
artinya terdapat perbedaan minat berwirausaha yang sangat signifikan antara sebelum pelatihan dan sesudah
pelatihan. Rerata tingkat minat berwirausaha meningkat setelah pelatihan, dari semula 68,389 menjadi 75,444.
O. Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sutjipto (2002) bahwa minat berwirausaha dapat dibentuk dan
dipelajari sepanjang kehidupan. Hal ini juga senada dengan pendapat Herawati (1998) bahwa wirausaha adalah
sikap diri yang terbentuk dari perpaduan antara sifat pembawaan sejak lahir dengan pendidikan dan pengaruh
lingkungan.
Berkaitan dengan minat, Kartono (1986) menyebutkan bahwa minat merupakan momen kecenderungan
yang terarah secara intensif kepada sesuatu objek yang dianggap penting. Fryer (Sutjipto, 2002) menyatakan bahwa
minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu.
Minat berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan
keberanian mengambil resiko. Minat tinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya sehingga
individu lebih banyak perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha.
Tumbuhnya minat dipengaruhi oleh masuknya informasi secara memadai tentang objek yang diminati.
Informasi keberhasilan sebuah usaha, baik melalui media cetak ataupun elektronik memunculkan pemahaman
kepada pemirsanya bahwa wirausaha memiliki prospek keberhasilan yang sudah terbukti.
Selain itu, munculnya minat terhadap sesuatu sangat dipengaruhi bagiamana sikap masyarakat terhadap
status sesuatu itu. Sikap masyarakat terhadap martabat pekerjaan sebagai wirausahawan menuntun kecenderungan
seseorang apakah berminat atau tidak terhadap wirausaha. Martabat sebagai wirausahawan yang tinggi akan
menggerakkan orang lain untuk berminat terhadpa wirausaha juga (Mc Clelland, 1987).
Pelatihan kewirausahaan yang diberikan selama satu hari, memiliki materi yang terbagi dalam empat
kelompok, yaitu :
a. Sesi inspirasi sukses wirausaha, yaitu memberikan inspirasi dan paradigma baru kepada peserta tentang
dunia wirausaha. Dunia yang semula tidak menjadi pilihan utama, berubah menjadi dunia yang menarik.
b. Sesi potensi diri yang luar biasa, yaitu dengan memunculkan kesadaran akan potensi diri luar biasa yang
dimiliki peserta untuk dikembangkan dalam dunia usaha. Persepsi negatif tentang diri diganti dengan
keyakinan diri untuk mandiri berwirausaha.
c. Sesi melejitkan potensi wirausaha, yaitu meniti tahap demi tahap dalam melejitkan potensi diri yang sudah
disadari. Peserta memiliki visi dalam merancang masa depan mandirinya.
d. Sesi berjuta berkah dalam bekerja, yaitu mampu mensyukuri limpahan berkah yang luar biasa besarnya
dalam bekerja sehingga peserta memperoleh energi awal yang memadai dalam memulai aktivitas
berwirausaha.
Adanya empat sesi ini secara langsung akan mempengaruhi minat berwirausaha. Diawali dengan
mengubah persepsi tentang wirausaha yang tidak selalu identik dengan modal uang, namun lebih didominasi oleh
kemauan dan semangat dalam berwirausaha. Hal ini membuat subjek menjadi lebih tertarik kepada wirausaha.
Persepsi baru diikuti dengan adanya kesadaran tentang begitu banyak potensi yang luar biasa di dalam diri.
Potensi ini sangat penting dalam menjalani dunia usaha sehingga subjek menjadi percaya diri dan tidak ragu dalam
memulai usaha secara mandiri.
Potensi diri yang sudah disadari selanjutnya dimunculkan melalui berbagai rencana kerja dalam menjalani
wirausaha. Rencana diawali dari pemilihan bidang usaha hingga tahap-tahap realisasinya secara rinci. Selanjutnya
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 38 of 39 pgs
sesi terakhir adalah memberikan kesempatan kepada subjek untuk dapat merasakan berkah dan kasih sayang Allah
SWT, sehingga rasa syukur yang muncul menjadi energi dalam melakukan aktivitas usaha sebagai tanggung jawab
sosial kepada lingkungan terdekatnya. Energi ini menjadi penguat bagi subjek dalam memulai wirausaha sebagai
aktivitas hidupnya.
Aktivitas yang dijalani dalam empat sesi tersebut meningkatkan aspek minat berwirausaha di dalam diri
subjek secara keseluruhan. Aspek munculnya dorongan internal dalam memenuhi kebutuhan diri, aspek kebutuhan
menjalin relasi sosial, dan aspek perasaan terhadap pekerjaan, mengalami perubahan sejalan dengan pelatihan.
Pada akhirnya, minat berwirausaha subjek secara rerata mengalami peningkatan dari semula 68,389 menjadi
75,444.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmadi (2007) yang menemukan bahwa
terjadi peningkatan yang signifikan motivasi kewirausahaan pada pegawai yang akan pensiun setelah menjalani
pelatihan. Peningkatan terjadi dari rerata 81,706 menjadi 87,529, dengan t = 2,405, dan p = 0,018.
Penelitian ini memiliki keterbatasan atau kelemahan, antara lain yaitu lingkup subjek yang sebatas
mahasiswa Fakultas Psikologi UMS, sehingga belum menjangkau lingkup lain yang lebih luas. Pemilihan subjek yang
non random sampling juga menghilangkan kesempatan anggota satu populasi lainnya, sehingga bisa dianggap
kurang mewakili.
P. Kesimpulan dan Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan minat berwirausaha yang sangat signifikan antara sebelum
pelatihan dan sesudah pelatihan. Minat berwirausaha mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan.
Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan aktivitas yang lebih konkret dalam
merintis usaha mandiri. Minat yang sudah meningkat dan energi yang sudah dimiliki perlu dipelihara dengan aktivitas
wirausaha itu sendiri.
Bagi peneliti lain, penelitian serupa dapat dilakukan lagi dengan lebih menekankan kepada pemilihan subjek
secara lebih luas lingkupnya dan menggunakan teknik random sampling. Penggunaan metode penelitian lain, seperti
kualitatif atau triangulatif diharapkan mampu memperkaya hasil penelitian berikutnya. Perluasan variabel yang diteliti
juga dibutuhkan, sehingga dapat diketahui lebih jauh lagi pengaruh dan korelasi dari pelatihan kewirausahaan.
Q. Daftar Pustaka
Alma, B. 2000. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta
As’ad, M. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty
Cascio, WF. 1998. Applied Psychology in Human Resource Management. 5th ed. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Ciptono, WS. 1994. The Entrepreneurship Style. Jakarta : Kelola
Danuhadimedja. 1998. Pengantar Kewiraswastaan. Yogyakarta : BPFE UGM
Drucker, PF. 1991. Inovasi dan Kewiraswastaan. Jakarta : Erlangga
Echols, J.M. & Shadily, H. tanpa tahun. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Herawati, S. 1998. Kewiraswastaan. Jakarta: BP IPWI
Ismadi, HD, Baskoro, D, Muharam, W, Waspodo, RM, Ariani, S, Sofwan. 1991. Keberhasilan Program Diklusepora
(Suatu Penelitian Survey tentang Keberhasilan Program UPT). On-line. Diambil dari http://www.depdiknas.
go.id/Jurnal/25/timpls.htm
Littunen, H. 2000. Entrepreneurship and the Characteristics of the Entrepreneurial Personality. International Journal
of Entrepreneurial Behavior & Research, Vol 6, No 6, pp 295-310. on-line. dari
http://proquest.umi.com/pqdweb? did=623918461&sid=9&Fmt=4&clientId=42788&RQT=309&VName=PQD
McClelland. 1987. Pengantar Kewiraswastaan. Jakarta : Intermedia
UMS/Psikologi/Susatyo-Aad/2011
Modul Eksperimen – pg 39 of 39 pgs
Nur’aini. 2006. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Kemandirian dengan Minat Berwiraswasta pada Alumni
Fakultas Psikologi UMS. Skripsi. Tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Perwira AbA. 2006. Proposal Kerjasama Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Calon Sarjana. Tidak diterbitkan.
Surakarta : Perwira AbA
Priyono, S dan Soerata. 2004. Kiat Sukses Wirausaha. Yogyakarta: Alinea Printika
Qomarrun. 2000. Kewirausahaan. Buku Pegangan Kuliah. Surakarta : Jurusan Teknik Arsitektur UMS
Silalahi, GJ. 2005. Kesempatan Wirausaha bagi Lulusan Perguruan Tinggi. On-line. Diambil dari
http://www.sinaraharapan.co.id/ekonomi/usaha/ 2005/0108/ukm3.html
Sumarseno, SA. 2004. Hubungan antara Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Kreativitas dengan Minat Berwiraswasta.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sutjipto. 2002. Minat Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA) terhadap Kewiraswastaan. On-line. Diambil dari
http://www.depdiknas.go.id/ jurnal/45/sutjipto.htm
Tasmara, T. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta : PT Dana Bhakti Wakaf
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Karnus Besar Bahasa Indonesia. ed.2 cet.9. Jakarta:
Balai Pustaka
Wiratmo, M. 2001. Pengantar Kewirausahaan: Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. Yogyakarta : BPFE UGM

1 komentar:

  1. Casino Slot Machines, Casinos & Games - MapYRO
    Slot Machines, Casinos 제천 출장샵 & Games. MapYRO 군포 출장샵 is a game maker 거제 출장샵 that provides 벳 매니아 real time winning online slot machines and online 김천 출장마사지 table games.

    BalasHapus